Minggu, 06 Juli 2014

resume

Text Box: Nama           : Ummi Hanik
NIM            : 121111104
Kelas           : BPI C-4
Mata Kuliah: Manajemen Dakwah
Tugas Bebas Perbaikan Nilai


 




RESUME BUKU MANAJEMEN DAKWAH KARYA M. MUNIR, S.Ag, M.A. DAN WAHYU ILAIHI, S.Ag, M.A.

     I.          Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan Mempelajari Manajemen Dakwah
Kegiatan lembaga dakwah yang dilaksanakan menurut prinsip-prinsip manajemen akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan dan akan menumbuhkan sebuah citra (image) profesionalisme di kalangan masyarakat, khususnya dari pengguna jasa da’i.
A. Rosyad Shaleh mengartikan manajemen dakwah sebagai proses perencanaan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkan ke arah pencapaia tujuan dakwah.
Inti dari Manajemen dakwah, yaitu sebuah pengaturan secara sistematis dan koordinatif dalam kegiatan atau aktifitas dakwah yang di mulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.
Ruang lingkup kegiatan dakwah dalam tataran manajemen dakwah merupakan sarana atau alat pembantu pada aktifitas  itu sendiri. Adapun hal-hal yag memengaruhi aktifitas dakwah antara lain meliputi:
a.         Keberadaan seorang da’i , baik yang terjun secara langsung maupun tidak langsung, dalam pengertian eksistensi da’i yang bergerak di bidang dakwah itu sendiri.
b.        Materi merupakan isi yang akan disampaikan kepada mad’u, pada tataran ini materi harus bisa memenuhi atau yang di butuhkan oleh mad’u.
c.         Mad’u kegiatan dakwah harus jelas  sasarannya, dalam artian ada objek yang didakwahi.
Hanry Fayol (pakar administrasi dan manajemen Perancis), mengemukakan fungsi manajemen mencakup lima aspek, yaitu: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), command (perintah), coordinating (pengoordinasian), dan controling (pengawasan).
Manajemen juga merupakan faktor utama yang turut andil dalam mewujudkan tujuan lembaga dakwah atau organisasi dakwah dengan sempurna melalui jalan pengaturan faktor-faktor yang penting untuk mewujudkan tujuan, berupa dana, personel (da’i), materi, media, dan informasi sesuai dengan kerangka kerja manajemen utama, yaitu melakukan rencana, pengaturan, pengarahan, dan pengawasan sehingga terwujud sebuah tujuan yang diinginkan dengan cara yang baik dan sistematis.
  II.          Perencanaan Dakwah
Menurut Rosyad Saleh, dalam bukunya Manajemen Dakwah Islam menyatakan, bahwa perencanaan dakwah adalah proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis, mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka menyelenggarakan dakwah. Menurutnya, aktivitas dakwah akan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Perkiraan dan perhitungan masa depan.
b.    Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka menentukan tujuan dakwah yang telah ditetapkan sebelumnya.
c.    Menetapkan tindakan-tindakan dakwah serta memprioritaskan pada pelaksanaannya.
d.   Menetapkan tindakan-tindakan dakwah serta penjadwalan waktu, lokasi, penetapan biaya, fasilitas, serta faktor lainnya.
Jenis-jenis perencanaan dakwah meliputi:
1.    Rencana Strategis vs Rencana Operasional
2.    Rencana Jangka Pendek vs Rencana Jangka Panjang
3.    Rencana yang Mengarahkan (directional) vs Rencana Khusus
4.    Rencana Sekali Pakai 
III.          Pengorganisasian Dakwah
Pengorganisasian dakwah pada hakikatnya adalah sebagai tindakan pengelompokan seperti subjek, objek dakwah, dan lain-lain.
Sementara itu, Rosyid Saleh mengemukakan, bahwa rumusan pengorganisasian dakwah itu adalah “rangkaian-rangkaian aktiva menyusun suatu keragka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokan pekerjaan yang harus dilaksanakan, serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi-organisasi atau petugasnya.
Tujuan dari pengorganisasian dakwah adalah:
a.    Membagi kegiatan-kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau divisi-divisi dan tugas-tugas yang terperinci dan spesifik.
b.    Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing jabatan atau tugas dakwah.
c.    Mengoordinasikan berbagai tugas organisasi dakwah.
d.   Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah kedalam unit-unit.
e.    Membangun hubungan di kalangan da’i, baik secara individual, kelompok, dan departement.
f.     Menetapkan garis-garis wewenang formal.
g.    Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah.
h.    Dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara logis dan sistematis.
IV.          Penggerakan Dakwah
Penggerakan dakwah  merupakan inti dari manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktivitas dakwah dilaksanakan. Dalam penggerakan dakwah ini, pimpinan menggerakkan semua elemen organisasi untuk melakukan semua aktifitas-aktifitas dakwah yang telah direncanakan, dan dari sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisir, di mana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para pelaku dakwah. Selanjutnya dari sini juga proses perencanaan, atau penilaian akan berfungsi secara efektif.
Poin dari proses penggerakan dakwah yang menjadi kunci dari kegiatan dakwah, yaitu:
a.    Pemberian motifasi
b.    Bimbingan
c.    Penyelenggaraan komunikasi
d.   Pengembangan dan peningkatan pelaksana.
  V.          Pengendalian dan Evaluasi Dakwah
Pada organisasi dakwah, penggunaan prosedur pengendalian ini diterapkan untuk memastikan langkah kemajuan yang telah dicapai sesuai dengan sarana dan penggunaan sumber daya manusia secara efisien. Pengendalian juga dapat dimaksudkan sebagai sebuah kegiatan mengukur penyimpangan dari prestasi yang direncanakan dan menggerakkan tindakan korektif.
Evaluasi dakwah adalah meningkatkan pengertian manajerial dakwah dalam sebuah program formal yang mendorong para manajer atau pemimpin dakwah untuk mengamati perilaku anggotanya, lewat pengamatan yang lebih mendalam yang dapat dihasilkan melalui saling pengertian di antara kedua belah pihak.
Adapun hasil dari evaluasi itu diperoleh dari:
a.         Motivasi
b.        Promosi
c.         Mutasi atau pemberhentian anggota
d.        Dukungan finansial
e.         Kesadaran yang meningkat dari tugas dan persoalan bawahan
f.         Pengertian bawahan yang meningkat mengenai pandangan manajerial tentang hasil karya
g.        Mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan
h.        Mengevaluasi efektivitas dari keputusan seleksi dan penempatan
i.          Pemindahan
j.          Perencanaan sumber daya manusia
k.        Peringatan dan hukuman
VI.          Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Dakwah
Sumber daya manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas.
Pengembangan sumber daya manusia secara makro adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan. Proses peningkatan ini mencakup perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan sumber daya manusia.
Sedangkan pengembangan sumber daya manusia mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Islam adalah membentuk manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.
Menurut Soekidjo Notoadmodjo tujuan dari manajemen sumber daya manusia secara operasional adalah:
a.         Tujuan masyarakat
b.        Tujuan organisasi
c.         Tujuan fungsi
d.        Tujuan personel
VII.          Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah
Kepemimpinan sebagai konsep manajemen dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.         Kepemimpina sebagai salah satu seni dalam berdakwah untuk menciptakan kesesuaian dalam mencari titik temu. Ini berarti, bahwa setiap pemimpin/manajer harus mampu bekerja sama dengan anggota organisasi tersebut guna mencapai hasil yang telah ditetapkan.
b.        Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasif dan inspirasi dalam berdakwah.
c.         Kepemimpinan adalah kepribadian yang memiliki pengaruh.
Adapun sifat, ciri, atau nilai-nilai pribadi yang harus dimiliki dalam kepemimpinan manajemen dakwah adalah:
1.         Berpandangan jauh
2.         Bertindak dan bersikap bijaksana
3.         Berpengetahuan luas
4.         Bersikap dan bertindak adil
5.         Berpendirian teguh
6.         Optimis bahwa misinya berhasil
7.         Berhati ikhlas
8.         Memiliki kondisi fisik yang baik
9.         Mampu berkomunikasi
d.        Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku pemimpin dalam arti ini digambarkan sebagai serangkaian perilaku seorang da’i yang mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama.
e.         Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan dakwah dalam kelompok atau organisasi dakwah.
f.         Kepemimpinan dakwah merupakan hubungan antara kekuatan dan kekuasaan.
g.        Kepemimpinan sebagai sarana tujuan.
h.        Kepemiminan merupakan hasil interaksi, kepemimpinan dalam manajemen dakwah merupakan suatu proses hubungan sosial antarpribadi, di mana pihak lain mengadakan penyesuaian.
i.          Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan. Dalam organisasi dakwah terdapat tugas yang dibebankan kepada masing-masing anggota. Kepemiminan ini muncul akibat dari interaksi sosial dalam kehidupan organisasi karena kelebihan-kelebihan yang ia miliki dan ia angkat jadi pemimpin.
VIII.          Pengembangan dan Peningkatan Pelaksanaan Dakwah
Dalam sebuah proses pengembangan terdapat beberapa prinsip yang akan membawa ke arah pengembangan dakwah. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a.         Mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan
b.        Membantu rasa percaya diri da’i
c.         Membuat penjelasan yang berarti
d.        Membuat uraian pelatihan untuk memudahkan dalam pembelajaran
e.         Memberikan kesempatan untuk berpraktik secara umpan balik
f.         Memeriksa apakah program pelatohan itu berhasil
g.        Mendorong aplikasi dari keterampilan dalam kerja dakwah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar