Minggu, 06 Juli 2014

makalah sejarah dakwah

I.          PENDAHULUAN        
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang besar di dunia setelah Cina, Amerika, India dan terbesar jumlah penduduk muslimnya tentu menarik banyak kalangan untuk diteliti, apalagi Islam Indonesia yang oleh banyak orang dikatakan memiliki cirri khas yang berbeda dibandingkan dengan Islam di negara-negara lainnnya apalagi Arab sebagai sumber agama Islam bermula. Perbedaan Islam di Indonesia yang moderat dan nyaris tanpa peperangan dalam penyebarannya tentu menjadi hal yang menarik sekaligus penting untuk dikaji lebih jauh.[1]
Penyebaran agama Islam merupakan suatu proses yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, namun juga paling tidak jelas. Tampaknya para pedagang yang  beragama Islam sudah ada dibeberapa bagian Indonesia selama beberapa abad sebelum agama Islam memperoleh kedudukan yang kokoh dalam masyarakat-masyarakat lokal.

II.       RUMUSAN MASALAH
A.       Kondisi bangsa Indonesia sebelum datangnya Islam
B.        Sejarah masuknya agama Islam di Indonesia
C.        Faktor pendukung dan penghambat

III.    PEMBAHASAN
A.       Kondisi bangsa Indonesia sebelum datangnya Islam
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, agama Hindu dan  Budha telah berkembang luas di nusantara ini, disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme, kedua agama itu kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya sepenuhnya diganti oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85% hingga 95% rakyat Indonesia.
Sistem kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak portable (siap pakai di mana pun dan berlaku kapan pun). Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja.[2]
B.        Sejarah masuknya agama Islam di Indonesia
Menurut pendapat yang disimpulkan dalam seminar tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1968, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ketujuh/kedelapan Masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya ke negeri Cina pada 1345 M, Agama Islam yang bermadzhab Syafi’i telah mantap di sana selama seabad. Oleh karena itu, berdasarkan bukti ini, abad XII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Adapun daerah pertama yang dikunjungi adalah pesisir utara pulau Sumatera. Mereka membentuk masyarakat Islam pertama di Peureulak Aceh Timur yang kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara. Agam Islam dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dan Gujarat di India yang tertarik dengan rempah-rempah. Kemudian, mereka membentuk koloni-koloni Islam yang sering kali ditandai dengan kekayaan dan semangat dakwahnya.
S. M. N. Al-Attas berpendapat bahwa pada tahap pertama Islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek  hukumnya bukan aspek mistik karena ia melihat bahwa kecenderungan penafsiran Alqur’an secara mistik itu baru terjadi antara 1400-1700 M.  Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, menurut kenyataan, nilai-nilai tradisional Hindu-Budha telah banyak memengaruhi substansi pelaksanaan hukum Islam di Indonesia. Semula pencerminan nilai tradisional itu diterima hanyalah untuk melancarkan Islamisasi di Indonesia, namun kenyataan justru terjadinya dominasi nilai-nilai tradisional di sebagian besar bangsa Indonesia atau setidak-tidaknya terjadi koflik berkepanjangan.
Akan tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agam Islam Indonesia secara bertahap mulai menanggalkan sifat-sifatnya yang sinkertik setelah banyak orang Indonesia yang mengadakan hubungan dengan Makkah dengan cara melakukan ibadah haji. Apalagi setelah transportasi laut yang makin membaik, semakin banyaklah orang Indonesia yang melakukan ibadah haji bahkan sebagian mereka ada yang bermukim bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari ajaran Islam dari pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia mereka menjadi penyebar aliran Islam yang ortodoks.[3]
Para sejarahwan menetapkan bahwa pembawa Islam ke Indonesia ada 2 golongan yaitu :
1.      Orang Gujarat terbukti dengan :
a.       Pertdagangan
b.      Ukir-ukir Arab dalam kuburan Islam di Indonesia dengan motif Gujarat
c.       Adanya gelar Syah
d.      Adanya persamaan antara India dan Indonesia
e.       Adanya madzhab Syi’ah di Indonesia
2.      Para saudagar dari Arab dengan alasan :
a.       Sudah adanya perdagangan pantai antara Arab dan Indonesia
b.      Franus Daj dalam bukunya The Lord of Preverela, menyebutkan bahwa orang Arab sudah lam menetap di Malabor India
c.       Adanya berita Al-mas’udi, yang mengatakan bahwa pada tahun 675 M. Terdapat lebih kurang 10 ribu orang yang berasal dari Oman, Siraz, Basrah dan Bagdad
d.      Telah ada keluarga orang Arab di Sumatera pada tahun 675 M. Sebagai utusan dari Arab untuk kunjungan ke Kalingga.

Saluran Islamisasi berkembangnya Islam di Indonesia, yaitu :  
1.      Saluran perdagangan
2.      Saluran perkawinan
3.      Saluran tasawuf
4.      Saluran pendidikan
5.      Saluran kesenian
6.      Saluran politik[4]
C.        Faktor pendukung dan penghambat
Dalam waktu yang relatif cepat, agama Islam dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat jelata hingga raja-raja. Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke-6 H (abad ke- 12 M), dan tahun-tahun selanjutnya, berhasil menjadi suatu kekuatan muslim Indonesia yang di takuti dan diperhitungkan.
Ada tiga faktor yang pendukung Islam cepat berkembang di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1.         Faktor Agama
Faktor agama, yaitu  akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang memerintahkan menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan martabatnya, menghapuskan kekuasaan kelas rohaniwan seperti Brahmana dalam system kasta yang diajarkan hindu. Masyarakat diyakinkan bahwa  Islam semua lapisan masyarakat sama kedudukannya, tidak ada yang lebih utama dalam pandangan Allah SWT, kecuali karena taqwanya.mereka juga sama dalam hukum,tidak ada yang diistimewakan meskipun ia keturunan bangsawan. Semua lapisan masyarakat dapat saling hidup rukun, bersaudara, bergotong royong, saling menghargai, saling mengasihi, bersikap adil, sehingga toleransi Islam merupakan ciri utama bangsa ini yang di kenal dunia hingga dewasa ini.
2.         Faktor Politik
Faktor politik ini diwarnai oleh pertarungan dalam negeri antara Negara-negara dan penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan Negara-negara bagian itu dengan pemerintah pusat yang beragama Hindu. Hal tersebut mendorong para penguasa, para bangsawan dan para pejabat di Negara-negara bagian tersebut untuk menganut agama Islam, yang dipandang mereka sebagai senjata ampuh untuk melawan dan menumbangkan kekuatan Hindu, agar mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat.
3.         Faktor Ekonomis
Yang pertama yaitu diperankan oleh pedagang yang menggunakan jalan laut, baik antar kepulauan Indonesia sendiri, maupun yang melampaui perairan Indonesia ke Cina, India, dan Teluk Arab/Parsi yang merupakan pendukung utamanya, karena telah memberikan keuntungan yang tidak sedikit sekaligus mendatangkan bea masuk  yang besar bagi pelabuhan-pelabuhan yang disinggahinya, baik menyangkut barang-barang yang masuk maupun yang keluar.
 Terdapat para penguasa-penguasa bagian, pejabat-pejabat Negara dan kaum bangsawan. Karena perdagangan melalui lautan  Indonesia dan india hampir seluruhnya dikuasai para pedagang Indonesia yang terdiri dari pejabat  dan bangsawan itu, yang bertindak sebagai agen-agen  barang Indonesia yang akan dikirim keluar dan sebagai penyalur barang-barang yang masuk ke Indonesia, banyak berhubungan dengan para pedagang muslim Arab yang sekaligus mengajak mereka kepada agama baru itu.
Faktor penghambat dakwah Islam  di Indonesia antara lain :
1.      Penjajahan menghentikan dakwah
Begitu kaum penjajah masuk ke tanah air kita, pemimpin-pemimpin Islam terpusat perhatiannya menghadapi penjajahan, terbukti sejak awal sampai akhir perlawanan bangsa kepada kaum penjajah semua dipelopori pemimpin-pemimpin Islam. Sejak dari masa Teuku Umar sampai Diponegoro dan ratusan pemimpin-pemimpin perlawanan terhadap kaum penjajah sebagian besar lahir atas aspirasi Islam. Karena itu penyebaran Islam terhenti seluruhnya kita hanya melihat umat yang telah ada.
2.      Umat Islam Terbagi dalam Aneka Ragam Kelompok
Penjajah berhasil mengelompokkan umat Islam menjadi beberapa kelompokdengan pengelompokan silang karena perbedaan motifasi :
Pertama, timbul kelompok karena pendidikan, sehingga ada yang disebut kaum muslimin pesantrenan dan kaum muslimin sekolahan. Kaum pesantren rata-rata mengisi kehidupan pedesaan sedangkan kaum terpelajar sekolah mengisi masyarakat perkotaan, berkumpul sekitar kauman. Akibat pengelompokan ini timbullah kekuatan politik yang beradaptasi kepada penguasa dengan mempergunakan segala fasilitasnya dan kaum yang sama sekali tidak mau bergaul dengan kaum penjajah, sehingga timbul hukum Islam yang dipergunakan untuk memberi warna anti penjajah atau anti kaum kafir.
Kedua,  pengelompokan berdasarkan paham keagamaan, timbul masalah madzhab, taqlid dan arruju ilal quran wassunah (kembali pada hukum yang ditetapkan Quran dan sunnah). Dalam paham keagamaan bukan hanya terdiri dari dua kelompok karena masalah-masalah fiqih, tetapi timbul juga perbedaan karena masalah akidah, diantara mereka yang anti tahayul dan khufarat dengan yang sebaliknya. Sekali-sekali umat Islam bersatu, kalau kepentingan bersama atau menyangkut masalah bersama yang sepaham terganggu.[5]


IV.    PENUTUP
A.    SIMPULAN
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, agama Hindu dan  Budha telah berkembang luas di nusantara ini, disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme, kedua agama itu kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya sepenuhnya diganti oleh agama Islam.
Menurut pendapat yang disimpulkan dalam seminar tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1968, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ketujuh/kedelapan Masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.

B.     SARAN
Demikian makalah yang bisa saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan pembaca. Kritik dan saran yang membangun selalu dinantikan demi kelancaran makalah selanjutnya. Kurang lebihnya mohon maaaf  dan semoga makalah ini dapat bermannfaat bagi kita semua.

























DAFTAR PUSTAKA

Syaefudin, Machfud, dkk. 2013.  Dinamika Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Ilmu.
Sunanto, Musyrifah. 2005. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban Dikawasan Dunia Islam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra.
Gadjahnata, dkk. 1986.  Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatera Selatan. Jakarta : UI Press. 






[1] Machfud Syaefudin, dkk. Dinamika Peradaban Islam. (Yogyakarta : Pustaka Ilmu. 2013). hlm. 246.
[2] Musyrifah Sunanto. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2005). hlm. 18-19.
[3] Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Dikawasan Dunia Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 290-293.
[4] Fatah Syukur.  Sejarah Peradaban Islam. (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra. 2009). hlm. 182-184.
[5] Gadjahnata, dkk. Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatera Selatan. (Jakarta : UI Press. 1986).  hlm.3-4. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar