I.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang
besar di dunia setelah Cina, Amerika, India dan terbesar jumlah penduduk
muslimnya tentu menarik banyak kalangan untuk diteliti, apalagi Islam Indonesia
yang oleh banyak orang dikatakan memiliki cirri khas yang berbeda dibandingkan
dengan Islam di negara-negara lainnnya apalagi Arab sebagai sumber agama Islam
bermula. Perbedaan Islam di Indonesia yang
moderat dan nyaris tanpa peperangan dalam penyebarannya tentu menjadi hal yang
menarik sekaligus penting untuk dikaji lebih jauh.[1]
Penyebaran
agama Islam merupakan suatu proses yang sangat penting dalam sejarah Indonesia,
namun juga paling tidak jelas. Tampaknya para pedagang yang beragama Islam sudah ada dibeberapa bagian Indonesia
selama beberapa abad sebelum agama Islam memperoleh kedudukan yang kokoh dalam
masyarakat-masyarakat lokal.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Kondisi bangsa Indonesia sebelum datangnya Islam
B.
Sejarah masuknya agama Islam di Indonesia
C.
Faktor pendukung dan penghambat
III.
PEMBAHASAN
A.
Kondisi bangsa Indonesia sebelum datangnya Islam
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, agama Hindu dan Budha telah berkembang luas di nusantara ini,
disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme, kedua agama itu
kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya sepenuhnya diganti
oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85% hingga 95% rakyat Indonesia.
Sistem kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek
moyang yang tidak portable (siap pakai di mana pun dan berlaku kapan
pun). Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari
lingkungannya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari
arwah yang mereka puja.[2]
B.
Sejarah masuknya agama Islam di Indonesia
Menurut pendapat yang disimpulkan dalam seminar
tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada
tahun 1968, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad
ketujuh/kedelapan Masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan
seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat
Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko
Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya ke negeri Cina
pada 1345 M, Agama Islam yang bermadzhab Syafi’i telah mantap di sana selama
seabad. Oleh karena itu, berdasarkan bukti ini, abad XII biasanya dianggap
sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Adapun daerah pertama yang dikunjungi adalah
pesisir utara pulau Sumatera. Mereka membentuk masyarakat Islam pertama di
Peureulak Aceh Timur yang kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan Islam
pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara. Agam Islam dibawa oleh pedagang-pedagang
Arab dan Gujarat di India yang tertarik dengan rempah-rempah. Kemudian, mereka
membentuk koloni-koloni Islam yang sering kali ditandai dengan kekayaan dan
semangat dakwahnya.
S. M. N. Al-Attas berpendapat bahwa pada tahap
pertama Islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek hukumnya bukan aspek mistik karena ia melihat
bahwa kecenderungan penafsiran Alqur’an secara mistik itu baru terjadi antara
1400-1700 M. Terlepas dari perbedaan
pendapat tersebut, menurut kenyataan, nilai-nilai tradisional Hindu-Budha telah
banyak memengaruhi substansi pelaksanaan hukum Islam di Indonesia. Semula
pencerminan nilai tradisional itu diterima hanyalah untuk melancarkan Islamisasi
di Indonesia, namun kenyataan justru terjadinya dominasi nilai-nilai
tradisional di sebagian besar bangsa Indonesia atau setidak-tidaknya terjadi
koflik berkepanjangan.
Akan tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agam Islam
Indonesia secara bertahap mulai menanggalkan sifat-sifatnya yang sinkertik
setelah banyak orang Indonesia yang mengadakan hubungan dengan Makkah dengan
cara melakukan ibadah haji. Apalagi setelah transportasi laut yang makin
membaik, semakin banyaklah orang Indonesia yang melakukan ibadah haji bahkan
sebagian mereka ada yang bermukim bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari
ajaran Islam dari pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia mereka menjadi penyebar
aliran Islam yang ortodoks.[3]
Para sejarahwan menetapkan bahwa pembawa Islam ke
Indonesia ada 2 golongan yaitu :
1.
Orang Gujarat terbukti dengan :
a.
Pertdagangan
b.
Ukir-ukir Arab dalam kuburan Islam di Indonesia dengan motif Gujarat
c.
Adanya gelar Syah
d.
Adanya persamaan antara India dan Indonesia
e.
Adanya madzhab Syi’ah di Indonesia
2.
Para saudagar dari Arab dengan alasan :
a.
Sudah adanya perdagangan pantai antara Arab dan Indonesia
b.
Franus Daj dalam bukunya The Lord of Preverela, menyebutkan bahwa orang
Arab sudah lam menetap di Malabor India
c.
Adanya berita Al-mas’udi, yang mengatakan bahwa pada tahun 675 M. Terdapat
lebih kurang 10 ribu orang yang berasal dari Oman, Siraz, Basrah dan Bagdad
d.
Telah ada keluarga orang Arab di Sumatera pada tahun 675 M. Sebagai utusan
dari Arab untuk kunjungan ke Kalingga.
Saluran Islamisasi berkembangnya Islam di
Indonesia, yaitu :
1.
Saluran perdagangan
2.
Saluran perkawinan
3.
Saluran tasawuf
4.
Saluran pendidikan
5.
Saluran kesenian
C.
Faktor pendukung dan penghambat
Dalam
waktu yang relatif cepat, agama Islam dapat diterima dengan baik oleh sebagian
besar lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat jelata hingga raja-raja.
Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke-6 H (abad ke- 12 M), dan tahun-tahun selanjutnya, berhasil
menjadi suatu kekuatan muslim Indonesia yang di takuti dan diperhitungkan.
Ada
tiga faktor yang pendukung Islam cepat berkembang di Indonesia, yaitu sebagai
berikut:
1.
Faktor
Agama
Faktor agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya
yang memerintahkan menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan
martabatnya, menghapuskan kekuasaan kelas rohaniwan seperti Brahmana dalam
system kasta yang diajarkan hindu. Masyarakat
diyakinkan bahwa Islam semua lapisan
masyarakat sama kedudukannya, tidak ada yang lebih utama dalam pandangan Allah
SWT, kecuali karena taqwanya.mereka juga sama dalam hukum,tidak ada yang
diistimewakan meskipun ia keturunan bangsawan. Semua lapisan masyarakat dapat
saling hidup rukun, bersaudara, bergotong royong, saling menghargai, saling
mengasihi, bersikap adil, sehingga toleransi Islam merupakan ciri utama bangsa
ini yang di kenal dunia hingga dewasa ini.
2.
Faktor
Politik
Faktor politik ini diwarnai oleh pertarungan dalam
negeri antara Negara-negara dan penguasa Indonesia,
serta oleh pertarungan Negara-negara bagian itu dengan pemerintah pusat yang
beragama Hindu. Hal tersebut mendorong para penguasa, para bangsawan dan para
pejabat di Negara-negara bagian tersebut untuk menganut agama Islam, yang
dipandang mereka sebagai senjata ampuh untuk melawan dan menumbangkan kekuatan Hindu, agar
mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat.
3.
Faktor
Ekonomis
Yang
pertama yaitu diperankan oleh pedagang yang menggunakan jalan laut, baik antar
kepulauan Indonesia sendiri, maupun yang melampaui perairan Indonesia ke Cina,
India, dan Teluk Arab/Parsi yang merupakan pendukung utamanya, karena telah
memberikan keuntungan yang tidak sedikit sekaligus mendatangkan bea masuk yang besar bagi pelabuhan-pelabuhan yang
disinggahinya, baik menyangkut barang-barang yang masuk maupun yang keluar.
Terdapat para penguasa-penguasa bagian,
pejabat-pejabat Negara dan kaum bangsawan. Karena perdagangan melalui
lautan Indonesia dan india hampir
seluruhnya dikuasai para pedagang Indonesia yang terdiri dari pejabat dan bangsawan itu, yang bertindak sebagai
agen-agen barang Indonesia yang akan
dikirim keluar dan sebagai penyalur barang-barang yang masuk ke Indonesia,
banyak berhubungan dengan para pedagang muslim Arab yang sekaligus mengajak
mereka kepada agama baru itu.
Faktor penghambat dakwah
Islam di Indonesia antara lain :
1.
Penjajahan menghentikan dakwah
Begitu
kaum penjajah masuk ke tanah air kita, pemimpin-pemimpin Islam terpusat
perhatiannya menghadapi penjajahan, terbukti sejak awal sampai akhir perlawanan
bangsa kepada kaum penjajah semua dipelopori pemimpin-pemimpin Islam. Sejak
dari masa Teuku Umar sampai Diponegoro dan ratusan pemimpin-pemimpin perlawanan
terhadap kaum penjajah sebagian besar lahir atas aspirasi Islam. Karena itu
penyebaran Islam terhenti seluruhnya kita hanya melihat umat yang telah ada.
2.
Umat Islam Terbagi dalam Aneka Ragam Kelompok
Penjajah
berhasil mengelompokkan umat Islam menjadi beberapa kelompokdengan
pengelompokan silang karena perbedaan motifasi :
Pertama, timbul kelompok
karena pendidikan, sehingga ada yang disebut kaum muslimin pesantrenan dan kaum
muslimin sekolahan. Kaum pesantren rata-rata mengisi kehidupan pedesaan
sedangkan kaum terpelajar sekolah mengisi masyarakat perkotaan, berkumpul
sekitar kauman. Akibat pengelompokan ini timbullah kekuatan politik yang
beradaptasi kepada penguasa dengan mempergunakan segala fasilitasnya dan kaum
yang sama sekali tidak mau bergaul dengan kaum penjajah, sehingga timbul hukum
Islam yang dipergunakan untuk memberi warna anti penjajah atau anti kaum kafir.
Kedua, pengelompokan berdasarkan paham keagamaan,
timbul masalah madzhab, taqlid dan arruju ilal quran wassunah
(kembali pada hukum yang ditetapkan Quran dan sunnah). Dalam paham keagamaan
bukan hanya terdiri dari dua kelompok karena masalah-masalah fiqih, tetapi
timbul juga perbedaan karena masalah akidah, diantara mereka yang anti tahayul
dan khufarat dengan yang sebaliknya. Sekali-sekali umat Islam bersatu,
kalau kepentingan bersama atau menyangkut masalah bersama yang sepaham
terganggu.[5]
IV.
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Sebelum Islam
masuk ke Indonesia, agama Hindu dan
Budha telah berkembang luas di nusantara ini, disamping banyak yang
masih menganut animism dan dinamisme, kedua agama itu kian lama kian pudar
cahayanya dan akhirnya kedudukannya sepenuhnya diganti oleh agama Islam.
Menurut pendapat yang disimpulkan dalam seminar
tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada
tahun 1968, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad
ketujuh/kedelapan Masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan
seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat
Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
B.
SARAN
Demikian
makalah yang bisa saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi
pemakalah dan pembaca. Kritik dan saran yang membangun selalu dinantikan demi
kelancaran makalah selanjutnya. Kurang lebihnya mohon maaaf dan semoga makalah ini dapat bermannfaat bagi
kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaefudin, Machfud, dkk. 2013. Dinamika Peradaban Islam. Yogyakarta :
Pustaka Ilmu.
Sunanto, Musyrifah. 2005. Sejarah
Peradaban Islam Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan
Peradaban Dikawasan Dunia Islam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Syukur, Fatah. 2009. Sejarah
Peradaban Islam. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra.
Gadjahnata, dkk. 1986. Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatera
Selatan. Jakarta : UI Press.
[2] Musyrifah Sunanto. Sejarah
Peradaban Islam Indonesia. (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2005). hlm. 18-19.
[3] Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban Dikawasan Dunia Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,
hlm. 290-293.
[4] Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. (Semarang :
PT. Pustaka Rizki Putra. 2009). hlm. 182-184.
[5] Gadjahnata, dkk. Masuk
dan Berkembangnya Islam di Sumatera Selatan. (Jakarta : UI Press.
1986). hlm.3-4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar