JENIS-JENIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Komunikasi Antarpribadi dan Kelompok
Dosen Pengampu : Dra., Amelia Rahmi, M. Pd
Disusun Oleh :
Nikmatul Afiyah (111111047)
Noor Fuat Aristiana
(111111049)
Ulya Linatuzahro (121111103)
Ummi Hanik
(121111104)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, kita berhubungan dengan antar individu dan kelompok di lingkungan sosial
yang berbeda-beda. Individu memiliki karakter yang berlainan satu dengan yang
lainnya. perbedaan antar karakter individu sebagai identitas individu. Sebagai
identitas diri individu masing-masing.
Untuk lebih memahami fenomena
komunikasi dalam keluarga yang terjadi antara orang tua karier dengan anak
remaja maka penulis akan menggunakan komunikasi antarpribadi sebagai pendekatan
atau saluran interaksi diantara keduanya. Dari proses komunikasi antar pribadi
diharapkan dapat terbentuk relasi antarpribadi yang kokoh dan adanya eksistensi
diri dalam mengelola harmonisasi keluarga. Komunikasi antar pribadi juga bisa
mempresentasikan fenomena komunikasi antara orang tua dengan anak, sehingga
diperlukan model komunikasi yang mewakili fenomena komunikasi tersebut,
sehingga lebih dapat memahami suatu proses komunikasi yang terjadi.
Maka dalam pembahasan komunikasi
antarapribadi ini akan dijelaskan lima
jenis hubungan antarpribadi diantaranya yaitu: tahap perkenalan, tahap
persahabatan, tahap hubungan suami istri, tahap orang tua dengan anak, dan
tahap hubungan persaudaraan.
II.
LATAR BELAKANG
A. Apa saja jenis-jenis komunikasi
antarpribadi?
III.
PEMBAHASAN
A.
JENIS-JENIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
1. Tahap Perkenalan
Pada
tahap perkenalan, hubungan antarpribadi dikategorikan sebagai kenalan karena
jenis hubungan antarpribadi seperti itu sangat terbatas pada pertukaran
informasi. Dua pribadi tidak terlibat dalam cerita-cerita yang bersifat pribadi
apalagi menukar informasi pribadi.
Berger
(1979) membagi hubungan pada tahap perkenalan atas tiga kategori yang disebut :
a.
Tahap pasif, yaitu tahap
yang mengutamakan perhatian terhadap komunikan tanpa menanyakan apa-apa,
seluruh situasi dan kondisi tetap sebagaimana apa adanya dan tidak
dimanipulasi.
b. Tahap aktif, yaitu tahap
mengajukan pertanyaan, memperhatikan dan mendengarkan komunikan, komunikan
mulai memanipulasi situasi hubungan antarpribadi.
c. Tahap interaktif, ialah
tahap memanipulasi komunikan agar komunikator bisa memperoleh informasi melalui
perilaku komunikan. [1]
2. Tahap
Persahabatan
Hubungan
persahabatan merupakan salah satu jenis dari komunikasi antar pribadi. Beberapa
alasan mengapa kita membutuhkan sahabat adalah karena dalam persahabatan
terdapat rasa kebersamaan, perpaduan emosi dan stabilitas, kesempatan untuk
berkomunikasi tentang diri kita, dukungan dari sahabat, kesempatan untuk saling
membantu, persediaan pertolongan dan dukungan fisik, jaminan akan nilai dan
harga diri.[2]
Setelah
tahap perkenalan adalah tahap persahabatan. Seorang sahabat merupakan orang
yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antarpribadi. Anda menempatkan
seseorang menjadi sahabat karena anda mengenal dia dengan baik. Anda pun
percaya dan menaruh harapan kepada dia sebagai seorang yang mempunyai perhatian
terhadap anda.
Ada
satu prinsip umum yang harus dijaga dalam persahabatan, yaitu keseimbangan dan
kesejajaran kedudukan. Persahabatan menghendaki agar kedua belah pihak,
komunikator dan komunikan harus merasa mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada
yang lebih tinggi daripada yang lain.
Argyle
dan Henderson (1984) mengemukakan, persahabatan mempunyai beberapafungsi,
yaitu:
1. Membagi pengalaman agar kedua belah pihak
merasa sama-sama puas dan sukses.
2. Menunjukkan dukungan emosional.
3. Sukarela membantu jika kalau diperlukan
pihak yang lain.
4. Berusaha membuat pihak lain menjadi
senang.
5. Membantu sesama kalau dia berhalangan
untuk sesuatu urusan.[3]
3. Hubungan
Persahabatan
Jika
jumlah anak dalam satu keluarga makin bertambah maka terjadi pula hubungan yang
disebut siblings. Hubugan ini
ditandai oleh perasaan cinta antara adik dengan kakak, maupun antara anak-anak
dari ayah dan
ibu yang sama. Cinta yang menandai hubungan
persaudaraan itu berlandaskan emosi. Kedekatan intra-anggota keluarga
akan membawa dampak bagi keluarga lain.[4] Artinya,
hubungan persaudaraan pada akhirnya meluas tidak hanya terbatas pada hubungan darah atau nasab (keturunan),
akan tetapi yang dimaksud hubungan persaudaraan adalah dengan orang yang tidak
senasab, tetapi memiliki perhatian untuk saling berbagi kasih sayang. Sebut
saja hubungan dengan saudara dari keluarga, tetangga, atau bahkan orang lain
yang sudah lama dikenal sehingga sudah merasa seperti saudara kita.[5]
4. Hubungan Suami
dengan Istri
Hubungan
suami-istri ditandai dengan gaya cinta yang akrab dan intim. Cinta yang akrab
itu masih perlu ditambah dengan suatu tanda atau simbol keintiman relasi.
Dilihat dari hubungan internal maka isi dan mutu dari hubungan suami-istri
ditandai dengan keterbukaan tak terbatas, memberi dan menerima seluruh hidupnya
dalam kelebihan dan kekurangan bahkan sampai mati di bawah satu atap yang
meindungi mereka dari teriknya matahari dan turunnya hujan.[6]
5. Hubungan Orang
Tua dengan Anak-anak
Jenis
hubungan ini adalah hubugan yang terlihat di antara orang tua dengan anak-anak mereka dalam satu keluarga
inti atau keluarga batih. Anak-anak merupakan hasil perkawinan, buah cinta yang
mendalam dari sepasang suami-istri, anak-anak adalah wujud dari kesatuan mereka.
Maka hubungan diantara orang tua dengan anak-anak perlu dibedakan dengan
hubungan dengan anak-anak yang bukan kelahirannya.
Jenis
hubungan ini ditandai oleh prinsip hubugan ketat berdasarkan pertalian darah.
Perasaan yang tumbuh pada hubungan orang tua dengan anak-anak adalah perasaan
yang mendalam pada prinsip rasa “kita” daripada “mereka”. Hubungan orang tua
dan anak biasanya mengalahkan segalanya, terlebih orang tua kepada anak.
Pepatah bijak mengatakan “kasih sayang orang tua sepanjang masa, kasih sayang
anak kepada orang tua sepanjang galah”.[7]
IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik
kesimpulan bahwa para ahli komunikasi mengemukakan lima jenis hubungan antar
pribadi yaitu : hubungan perkenalan, hubungan persahabatan, hubungan suami
istri, hubungan orang tua dengan anak, hubungan persaudaraan.
B.
Kritik
dan Saran
Alhamdulillah,
demikianlah makalah yang dapat kami susun
dengan tanpa suatu halangan apapun.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan dan tak luput dari kesalahan. Maka dari itu kritik saran
yang konstruktif sangat kami harapkan
guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Dasrun. 2010. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi
Antarpribadi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
http://denisepnk1.blogspot.com/2010/04/perspektif-dan-karakterisrik-kap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar