Minggu, 06 Juli 2014

JENIS-JENIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Komunikasi Antarpribadi dan Kelompok
Dosen Pengampu : Dra., Amelia Rahmi, M. Pd
Description: logo.png
 









Disusun Oleh :
Nikmatul Afiyah                              (111111047)
Noor Fuat Aristiana                         (111111049)
Ulya Linatuzahro                             (121111103)
Ummi Hanik                                     (121111104)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013

I.                   PENDAHULUAN
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita berhubungan dengan antar individu dan kelompok di lingkungan sosial yang berbeda-beda. Individu memiliki karakter yang berlainan satu dengan yang lainnya. perbedaan antar karakter individu sebagai identitas individu. Sebagai identitas diri individu masing-masing.
Untuk lebih memahami fenomena komunikasi dalam keluarga yang terjadi antara orang tua karier dengan anak remaja maka penulis akan menggunakan komunikasi antarpribadi sebagai pendekatan atau saluran interaksi diantara keduanya. Dari proses komunikasi antar pribadi diharapkan dapat terbentuk relasi antarpribadi yang kokoh dan adanya eksistensi diri dalam mengelola harmonisasi keluarga. Komunikasi antar pribadi juga bisa mempresentasikan fenomena komunikasi antara orang tua dengan anak, sehingga diperlukan model komunikasi yang mewakili fenomena komunikasi tersebut, sehingga lebih dapat memahami suatu proses komunikasi yang terjadi.
Maka dalam pembahasan komunikasi antarapribadi ini akan dijelaskan  lima  jenis hubungan antarpribadi diantaranya yaitu: tahap perkenalan, tahap persahabatan, tahap hubungan suami istri, tahap orang tua dengan anak, dan tahap hubungan persaudaraan.

II.                LATAR BELAKANG
A.    Apa saja jenis-jenis komunikasi antarpribadi?

III.             PEMBAHASAN

A.    JENIS-JENIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

1.      Tahap Perkenalan
Pada tahap perkenalan, hubungan antarpribadi dikategorikan sebagai kenalan karena jenis hubungan antarpribadi seperti itu sangat terbatas pada pertukaran informasi. Dua pribadi tidak terlibat dalam cerita-cerita yang bersifat pribadi apalagi menukar informasi pribadi.  
Berger (1979) membagi hubungan pada tahap perkenalan atas tiga kategori yang disebut :
a.       Tahap pasif, yaitu tahap yang mengutamakan perhatian terhadap komunikan tanpa menanyakan apa-apa, seluruh situasi dan kondisi tetap sebagaimana apa adanya dan tidak dimanipulasi.
b.      Tahap aktif, yaitu tahap mengajukan pertanyaan, memperhatikan dan mendengarkan komunikan, komunikan mulai memanipulasi situasi hubungan antarpribadi.
c.       Tahap interaktif, ialah tahap memanipulasi komunikan agar komunikator bisa memperoleh informasi melalui perilaku komunikan. [1]

2.      Tahap Persahabatan
Hubungan persahabatan merupakan salah satu jenis dari komunikasi antar pribadi. Beberapa alasan mengapa kita membutuhkan sahabat adalah karena dalam persahabatan terdapat rasa kebersamaan, perpaduan emosi dan stabilitas, kesempatan untuk berkomunikasi tentang diri kita, dukungan dari sahabat, kesempatan untuk saling membantu, persediaan pertolongan dan dukungan fisik, jaminan akan nilai dan harga diri.[2]
Setelah tahap perkenalan adalah tahap persahabatan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antarpribadi. Anda menempatkan seseorang menjadi sahabat karena anda mengenal dia dengan baik. Anda pun percaya dan menaruh harapan kepada dia sebagai seorang yang mempunyai perhatian terhadap anda.
Ada satu prinsip umum yang harus dijaga dalam persahabatan, yaitu keseimbangan dan kesejajaran kedudukan. Persahabatan menghendaki agar kedua belah pihak, komunikator dan komunikan harus merasa mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada yang lebih tinggi daripada yang lain.
Argyle dan Henderson (1984) mengemukakan, persahabatan mempunyai beberapafungsi, yaitu:
1.       Membagi pengalaman agar kedua belah pihak merasa sama-sama puas dan sukses.
2.      Menunjukkan dukungan emosional.
3.      Sukarela membantu jika kalau diperlukan pihak yang lain.
4.      Berusaha membuat pihak lain menjadi senang.
5.      Membantu sesama kalau dia berhalangan untuk sesuatu urusan.[3]

3.      Hubungan Persahabatan
Jika jumlah anak dalam satu keluarga makin bertambah maka terjadi pula hubungan yang disebut siblings. Hubugan ini ditandai oleh perasaan cinta antara adik dengan kakak, maupun antara anak-anak dari ayah dan ibu yang sama. Cinta yang menandai hubungan  persaudaraan itu berlandaskan emosi. Kedekatan intra-anggota keluarga akan membawa dampak bagi keluarga lain.[4] Artinya, hubungan persaudaraan pada akhirnya meluas tidak hanya terbatas  pada hubungan darah atau nasab (keturunan), akan tetapi yang dimaksud hubungan persaudaraan adalah dengan orang yang tidak senasab, tetapi memiliki perhatian untuk saling berbagi kasih sayang. Sebut saja hubungan dengan saudara dari keluarga, tetangga, atau bahkan orang lain yang sudah lama dikenal sehingga sudah merasa seperti saudara kita.[5]

4.      Hubungan Suami dengan Istri
Hubungan suami-istri ditandai dengan gaya cinta yang akrab dan intim. Cinta yang akrab itu masih perlu ditambah dengan suatu tanda atau simbol keintiman relasi. Dilihat dari hubungan internal maka isi dan mutu dari hubungan suami-istri ditandai dengan keterbukaan tak terbatas, memberi dan menerima seluruh hidupnya dalam kelebihan dan kekurangan bahkan sampai mati di bawah satu atap yang meindungi mereka dari teriknya matahari dan turunnya hujan.[6]

5.      Hubungan Orang Tua dengan Anak-anak
Jenis hubungan ini adalah hubugan yang terlihat di antara orang tua dengan anak-anak mereka dalam satu keluarga inti atau keluarga batih. Anak-anak merupakan hasil perkawinan, buah cinta yang mendalam dari sepasang suami-istri, anak-anak adalah wujud dari kesatuan mereka. Maka hubungan diantara orang tua dengan anak-anak perlu dibedakan dengan hubungan dengan anak-anak yang bukan kelahirannya.
Jenis hubungan ini ditandai oleh prinsip hubugan ketat berdasarkan pertalian darah. Perasaan yang tumbuh pada hubungan orang tua dengan anak-anak adalah perasaan yang mendalam pada prinsip rasa “kita” daripada “mereka”. Hubungan orang tua dan anak biasanya mengalahkan segalanya, terlebih orang tua kepada anak. Pepatah bijak mengatakan “kasih sayang orang tua sepanjang masa, kasih sayang anak kepada orang tua sepanjang galah”.[7]

IV.             PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa para ahli komunikasi mengemukakan lima jenis hubungan antar pribadi yaitu : hubungan perkenalan, hubungan persahabatan, hubungan suami istri, hubungan orang tua dengan anak, hubungan persaudaraan.

B.     Kritik dan Saran
Alhamdulillah, demikianlah makalah yang dapat kami susun dengan tanpa suatu halangan apapun. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan tak luput dari kesalahan. Maka dari itu kritik saran yang konstruktif sangat kami harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

























DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Dasrun. 2010. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Liliweri, Alo. 1997.  Komunikasi Antarpribadi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
http://denisepnk1.blogspot.com/2010/04/perspektif-dan-karakterisrik-kap.html



[1]Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1997), Hlm. 54-55.
[2] http://denisepnk1.blogspot.com/2010/04/perspektif-dan-karakterisrik-kap.html
[3] Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), Hlm. 65-66.
[4] Op Cit. Alo Liliweri, Hlm. 58.
[5] Op Cit. Dasrun Hidayat, Hlm. 71.
[6] Op Cit. Alo Liliweri, Hlm. 57.
[7] Op Cit. Dasrun Hidayat, Hlm. 70-71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar